Senin, 22 September 2014

PERAHU "PERGURUAN" GILIRAJA HAMPIR TENGGELAM


Senin, 22 September 2014. Jam menunjukkan pukul 06.00 WIB Guru yang terkabung dalam perguruan giliraja kecamatan giligenting kaget dan sebagian penumpang histeris, pasalnya perahu yang biasa di tumpangi mereka mendadak kemasukan air laut karena bocor, perahu bocor di duga akibat badan perahu bagian bawah berbenturan dengan karang yang ada di bawahnya. Essi nahkoda perahu tergesa gesa mengeluarkan air yang sudah banyak masuk kebadan perahu dengan menggunakan alat seadanya, para penumpang yang mayoritas guru SD dan SMP di giliraja, bergegas untuk pindah ke perahu lain, bahkan salah satu penumpang meronta ronta untuk suruh mencarikan pertolongan. Arif wijayanto yang juga sebagai guru SMPN 2 giligenting langsung bergegas meninggalkan perahu yang bocor tersebut "alhamdulillah pak masih belum jauh dan bisa diselamatkan"pungkasnya, perlu diketahui perahu perguruan ini biasanya penumpangnya hanya para guru - guru, namun pada waktu itu banyaknya penumpang di luar perguruan yang membawa barang barang ikut perahu tersebut yakni sekitar 6 orang dan barang 7 kardus besar. biasanya perahu besar ini tidak menepi ke pelabuhan dan menggunakan perahu kecil, namun pada waktu itu memaksa untuk menepi padahal kondisi air masih terbilang surut, sehingga badan perahu berbenturaran dengan dasar laut yang dangkal.

GURU KEPULAUAN GILIRAJA SUMENEP

Perahu yang biasa di gunakan oleh guru kepulauan Gili Raja
Sumenep secara administrasi memiliki sekitar 125 pulau baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni bahkan juga ada pulau yang ada dan tidak ada namanya. ini menjadi sebuah nilai historis tersendiri bagi kabupaten yang terdapat di ujung timur pulau madura ini. tidak berlebihan kiranya kita menyebutkan satu satunya kabupaten di jawatimur yang mempunyai ratusan pulau. yang menjadi hal menarik adalah pelayanan di dunia pendidikan yang terkadang mendapatkan sorotan dari masyarakat tentang kinerja dari para pendidik di daerah kepulauan. perlu kita ketahui guru kepulauan di sumenep sejak tahun 2014 mendapatkan tunjangan khusus daerah terpencil, meskipun tidak semua guru mendapatkan tunjangan ini setidaknya hal ini menjadi angin segar bagi guru guru di wilayah kepulauan. seperti contohnya guru yang terdapat di pulau giliraja kecamatan gili genting, di salah satu sekolah dari sekian banyak guru PNS hanya satu atau dua yang mendapatkan tunjangan khusus itu, dan demi alasan kebersamaan terkadang hasil dari tunjangan tersebut di bagikna sebagian kepada guru yang tidak mendapatkannya. Guru di kelauan guliraja ini terkadang membutuhkan waktu 2-3 jam untuk sampai di sekolah tujuan. dari perjalanan darat kemudian naik perahu sekitar 60 - 75 menit untuk sampai di pelabuhan giliraja, terkadang biasanya pada musim kemarau, para guru ini berjalan kaki turun ke pinggir pantai sekitar 50-100 meter untuk naik perahu kecil dengan waktu 10-15 menit untuk sampai di perahu besar.  barulah setelah sampai di perahu besar mereka akan langsung menuju ke pelabuhan giliraja, sesampai di pelabuhan para guru ini biasanya menggunakan jasa ojek yang disediakan oleh warga sekitar dengan tarif Rp 6000 PP, untuk tarif perahu kecil para guru juga harus membayar Rp 2000 PP, dan biasanya untuk masyarakat umum tarif penyebrangan untuk sampai ke pulau giliraja ini membayar tarif Rp 10000.